Dress has a moral effect upon the conduct of mankind kata orang inggris. “Pakaian mempunyai pengaruh moral terhadap sikap-kelakuan manusia".
Hal itu benar, dan bangsa inggris dihormati dunia antara lain karena gemar berpakaian rapih bahkan sangat mementingkan berpakaian. Bagi mereka, pakaian adalah masalah nomer wahid. Makanan dan minuman, rumah dan jabatan dan lain-lain adalah soal-soal sekunder. Maka, orang Inggris tidak akan mau bertamu kalau tidak berpakaian rapih. Dan tamu yang datang dengan pakaian sembrono juga tidak akan mereka layani secara layak.
Dalam pergaulan sehari-hari, pakaian merupakan faktor sangat penting. Sebab pakaian itupula yang lantas diperhatikan orang setelah memperhatikan sebuah muka. Setelah memperhatikan pakaian yang kita pakai, barulah orang akan terpancing untuk bertanya. Orang yang berpakaian sembrono akan sulit menarik simpati sehingga perkataannya pun tidak diacuhkan. Pernakah kita melihat burung merak? Kenapa burung merak disukai semua orang? Burung merak tidak dimakan dagingnya dan suaranya juga tidak menarik. Tetapi, burung merak mahal harganya dan seluruh dunia kalaupun undang-undang tidak melarang pasti gemar memeliharannya. Burung merak menjadi menarik karena komposisi bulunya yang cantik! Jadi karena pakaiannya yang memikat.
Maka, burung merak boleh merasa bangga sebab diantara bangsa burung bulunya yang paling indah. Meskipun demikian, kita tidak dianjurkan agar berpakaian seperti burung merak. Yang dianjurkan ialah pakaian yang kita pakai harus pantas, bersih dan rapih. Pantas artinya serasi dengan suasana yang dihadapi. Bersih artinya tidak berdaki atau “membuat bau tersendiri”. Dan rapi artinya dipasang secara tepat, tidak acak-acakan, tersusun dalam komposisi yang harmonis.
Sementara adapula orang yang berpendapat, pakaian tak usah menjadi persoalan utama. Yang penting dalam masyarakat ini ialah budi yang baik. Pendapat ini ada benarnya tetapi adapula salahnya. Ada benarnya sebab pakaian sebagus apapun tidak akan berarti kalau pemakainya tidak berbudi. Dikatakan salah, karena orang berbudi tidak akan mau berpakaian sembrono.
Nabi Muhammad s.a.w meskipun tidak memiliki banyak pakaian, namum beliau tidak pernah berpakaian sembrono. Disamping pakaian yang bersih rambut beliau selalu disir rapih dan gigi beliaupun tetap seputih giwang. Kesan apa yang kita peroleh bila bertemu dengan orang yang serampangan dalam berpakaian? Meskipun pakaianya terbuat dari bahan-bahan berharga mahal?
Dikutip dari buku “etika pergaulan” karya Abbas Hasan. Pada suatu hari, Rasulullah memberi penjelasan di hadapan sejumlah sahabat tentang bahaya takbur. Kata beliau : “Tidak akan masuk ke dalam syurga orang yang ada dalam hatinya perasaan takbur meskipun sebesar biji bayam.”
Mendengar sabda beliau seorang laki-laki bertanya : “ apakah takbur juga: seorang laki-laki yng gemar berpakaian bagus, berkuda bagus dan bersepatu bagus?” Rasulullah menggelengkan kepala dan melanjutkan “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan Allah mencintai segala keindahan.” (Riwayat Maliki)
Banyak para seniman, pelukis, penyair, pengarang, penyanyi, dsb. Tidak gemar berpakaian bagus. Menurut mereka seni diatas segalanya dan harus dihargai. Siapa yang tidak bisa menghargai seni dia orang tak berharga. L.H. Wallace dalam “The New American Ettiquette” menulis : "An Emperor in his night-cap would not meet the respect of an emperor with a crow” (Seorang raja dengan memakai topi malamnya tidak akan memperoleh penghormatan seperti ketika ia memakai mahkotanya”. Tulisan L.H. Wallace ini tidak bermaksud : agar pakaian dinas dipakai pada semua kesempatan, sehingga orangpun mengenal jabatan dan pangkat si pemakai. Maksud dari tulisan itu ialah pakaian ikut berperan bagi harga diri dan pakaian yang tidak senonoh atau tidak rapih akan melenyapkan simpati. Adapun yang dimaksud “pakaian pantas” bukan pakaian mewah atau mentereng. Pakaian pantas adalah pakaian yang serasi dengan suasana, bersih dan bagus letaknya. Bukan pakaian dengan warna-warna mencolok. Nabi Muhammad pernah bersabda “sebagus bagusnya pakaian adalah pakaian putih”. Pakaian putih dikatakan bagus karena cocok dan bisa dipakai kemana saja. Pakaian putih bisa dipakai ke kantor, ke pasar, ke masjid, ke resepsi bahkan ke tempat kematian. Bangsa belanda yang gemar memakia pakaian putih dikenal sebagai bangsa yang necis.
Bung karno paling teliti dalam berpakaian. Bagi beliau, bukan saja bersihnya yang jadi persoalan tetapi juga potongannya. Beliau tak mau memakai baju dan celana kelewat lapang sehingga keliatan kedodoran. Tidak juga pakaian yang kelewat sempit sehingga menyesakkan nafas. Dan, pakaian bungkarno selalu dilengkapi dengan peci.
Memang selera berpakaian orang-orang berbeda beda, namun sekali lagi pakaian itu sangat berperan. Dan siapa yang ingin memperoleh kesan baik hendaklah selalu berpakaian pantas, bersih dan rapih.
Comments