Sumber foto : http://www.kiblat.net/2014/10/05/kata-barat-demokrasi-adalah-alat -hegemoni-dan-kekerasan/ |
Demokrasi Terpimpin atau biasa juga
disebut demokrasi terkelola, adalah istilah untuk sebuah pemerintahan demokrasi
dengan peningkatan otokrasi (Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu
orang). Pemerintahan negara dilegitimasi oleh pemilihan umum yang walaupun
bebas dan adil, digunakan oleh pemerintah untuk melanjutkan kebijakan dan
tujuan yang sama. Atau, dengan kata lain, pemerintah telah belajar untuk
mengendalikan pemilihan umum sehingga pemilih dapat melaksanakan semua hak-hak
mereka tanpa benar-benar mengubah kebijakan publik. Walaupun mengikuti
prinsip-prinsip dasar demokrasi, dapat timbul penyimpangan kecil terhadap
otoritarianisme. Dalam demokrasi terpimpin, pemilih dicegah untuk memiliki
dampak yang signifikan terhadap kebijakan yang dijalankan oleh negara melalui
pengefektifan teknik kinerja humas yang berkelanjutan. Lalu, apakah cocok negera Indonesia mengadopsi Sistem
demokrasi seperti ini??? Dahulu, system seperti ini telah di pakai oleh pendiri
bangsa kita yaitu Sukarno pada periode 1959 – 1965. system ini GAGAL seiring
dengan jatuhnya Sukarno pada masa itu dengan dikeluarkannya Super Semar.
Kelemahan yang mendasar dari sistem ini adalah terjadi pemusatan kekuasaan pada
presiden dan lemahnya pengawasan dari rakyat. Rakyat dijadikan penonton, tak
berdaya. Namun adapula kelebihan dalam system ini yaitu adanya kestabilan
pemerintahan, karena mereka tidak dapat dibubarkan oleh parlemen, sehingga pemerintah
bekerja dengan baik.
Sebuah Negara akan maju jika rakyatnya sejahtera, sentosa,
adil dan makmur, karena rakyat adalah ujung tombak dari sebuah perubahan suatu
bangsa atau Negara. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus mementingkan
kebutuhan rakyatnya, dan rakyatnya sendiri harus mendukung penuh
pemerintahannya yang bekerja untuk membangun bangsa ini tanpa melepas fungsi
kontrolnya terhadap kebijakan kebijakan pemerintah. Saling percaya antara
Rakyat dengan pemerintahannya akan membuat suatu kekuatan yang sinergis dan
harmonis, jika itu terjadi pasti negara ini cepat keluar dari keterpurukannya.
Pemerintah sebagai penyelengara
Negara harus siap dikritik, kalau kata Soe Hoek Gie "Rakyat bukan kerbau
yang dicocok hidungnya, yang selalu manut dengan kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan pemimpinnya. Pemimpin yang tak tahan kritik boleh masuk ke
keranjang sampah. Jangan sampai kita seolah-olah melakukan demokrasi tapi memotong
lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapatnya yang merugikan
pemerintah". Persoalan-persoalan yang terjadi dinegara kita ini sangat
kompleks, butuh pemimpin yang berani untuk membawa perubahan bagi bangsa ini,
butuh pemimpin yang mempunyai visi dan
misi yang kuat dan jelas. Hukum harus menjadi ujung tombak yang sangat runcing,
ketika ada yang salah ya dihukum! Sektor pendidikan harus terus direformasi
agar dapat di jangkau oleh seluruh rakyat Indonesia, selain itu
pembangunan-pembangun insfratuktur juga harus di genjot. Pemerintah harusnya
sudah berani menasionalisasi sumber-sumber daya alam, agar Negara ini mendapat
keuntungan yang besar dari alamnya sendiri, jangan hanya Negara asing yang
menikatin SDA kita ini.
Semboyan-semboyan Manipol, Sosialisme, Demokrasi terpimpin
dll. hanya akan menjadi doa-doa yang dikira mustajab, tanpa adanya kesadaran
dari segenap rakyat untuk melakukan perubahan, perubahan kearah yang lebih
maju. Kesadaran sebagai rakyat Indonesia yang jujur, adil, makmur dan beradab harus menjadi dasar dari berbangsa dan
bernegara, suatu dasar yang kuat tidak akan dapat dikalahkan oleh kekuatan
apapun (Kecuali takdir Allah). Apapun sistem yang kita anut dalam berbangsa dan
bernegara ini tidak akan berguna bila segenap rakyat tidak mempunyai dasar yang
jelas serta pemimpin yang tidak mempunyai visi dan mini yang kuat.
Comments